Oleh: Yuliawan A

Poskaltim.com, Samarinda – Musim kemarau merupakan saat yang tepat bagi Pemerintah Kota Samarinda untuk melakukan normalisasi dan pengerukan got-got besar, termasuk normalisasi folder simpang empat Vorvo yang berfungsi sebagai penampung air kala hujan.

Namun, disaat alat berat membersihkan lumpur dan kotoran, kondisi folder yang kering dan menyisakan sedikit air, membuat ikan-ikan terperangkap dalam genangan yang dangkal.

Tak pelak, warga yang ramai menyaksikan normalisasi folder ini langsung berebut terjun ke dalamkubangan air dan berebut menangkap ikan-ikan yang “mabuk” karena teraduk oleh alat berat yang mengeruk tanah dan lumpurnya.

Normalisasi folder vorvo ini dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kaltim sejak Senin (16/9). Sedimentasi yang terkumpul diangkut dengan truk untuk dibuang ke tempat lain yang lebih rendah.

Puluhan orang yang menonton kegiatan ini berlomba-lomba menangkap ikan yang terjebak dengan alat seadanya. Bahkan, beberapa warga rela pulang ke rumah dan kembali lagi untuk mengambil jala dan sejenisnya.

Hasilnya pun cukup banyak, bahkan warga bisa mendapatkan ikan hingga lebih dari 30 kilo yang dimasukan kedalam baskom besar. Padahal air di kawasan tersebut sangat kotor dan berbau tidak sedap. Namun hal ini tidak menyurutkan hasrat warga berburu ikan yang terperangkap dalam genangan.

Jenis ikannya pun beraneka macam, mulai dari ikan sepat, nila dan ikan pepuyu atau betok. Bahkan ada juga warga yang mendapat ikan gabus dan ikan lele dalam ukuran yang cukup besar sekitar 2 kilogram.

“Banyak sekali ini ikannya, ikan airnya lagi di aduk-aduk sama alat berat, jadi ikannya pada keluar. Dari pada membeli, lebih baik saya dan teman-teman ambil ikan disini,” tutur warga bernama Bayu, Selasa sore (17/9).

Ia mengatakan tidak berniat untuk menjual ikan yang didapat. Nantinya ikan-ikan ini akan dibagikan kepada tetangga di sekitar rumahnya.

“Mau dikonsumsi sendiri saja, paling nanti dibagi-bagi saja ke tetangga,” ujarnya yang mendapatkan ikan sekitar 10 kg.

Sementara itu, Pengawas Proyek dari PUPR Kaltim, Mungky Darolan Agusta mengatakan pekerjaan normalisasi folder ini merupakan proyek normalisasi untuk mengangkat sedimentasi dan kotoran yang ada di dalam folder.

Dari hasil penelitian pendangkalan sudah mencapai ketinggian dua meter dari tiga meter total kedalaman yang seharusnya. Sehingga folder ini perlu dikeruk agar bisa maksimal dalam menampung air saat hujan tiba.

“Memang proyek ini baru berjalan pada Senin (16/9) lalu. Untuk nilainya sendiri sebesar Rp3,7 miliar yang kami targetkan selama lima bulan ke depan. Tapi kalau dilihat dari pengerjaanya, dalam dua minggu kami rasa pengerjaan ini bisa diselesaikan,” ucapnya. (YAN)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here