Oleh: Andrie Aprianto
Poskaltim.com, Balikpapan — Penukaran uang baru jelang Lebaran di Pasar Klandasan tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Ini tak lepas dari dampak lesunya ekonomi di Kaltim, khususnya Kota Balikpapan serta banyaknya kendaraan milik bank yang siap sedia menukarkan uang milik warga.
Udin (45), salah seorang penjual jasa penukaran uang pecahan masing-masing pecahan Rp2.000, Rp5.000, dan Rp10.000 membenarkannya. Usahanya telah berjalan sejak sepekan lalu, namun penukar uang bisa dihitung dengan jari.
“Tahun ini lebih sepi dari tahun-tahun sebelumnya. Ini udah H-3 hari puasa. Dulu saya pada 10 hari puasa udah berjualan, tapi lumayan ramai. Tahun ini sepi banget,” ujarnya.
Dia mengaku hanya mengambil keuntungan 10 persen. Jika membeli uang yang ditawarkannya. Misalnya, jika ingin membeli uang pecahan Rp2.000-an sebanyak Rp.200.000, maka uang pecahan baru tersebut dijual seharga Rp220 ribu.
“Tahun lalu modal saya Rp10 juta, tahun ini hanya Rp4 juta. Itu pun susah lakunya,” terangnya.
Dia sengaja menjual uang tersebut untuk tambahan belanja menjelang Lebaran 2019. Modalnya didapat dari hasil pinjaman.
Dari hasil pinjaman itu nantinya dibagi separuh dengan orang yang memberi pinjaman. “Tahun lalu saya modalnya Rp10 juta, untungnya Rp1 juta. Jadi kita bagi dua masing-masing Rp500.000,” ujarnya.
Sepinya penukar uang membuat Udin harus pintar putar otak, dirinya terkadang terpaksa berkeliling mengitari lokasi jualannya. “Kadang jualan di Pelabuhan Semayang, Pasar Kebun Sayur, juga di sini (Pasar Klandasan),” ucapnya.
Sementara itu Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Wilayah Balikpapan, Bimo Epyanto menanggapi mulai ramainya “penjual uang” ini sebagai fenomena musiman. Pasalnya mereka hanya muncul saat jelang lebaran untuk mencari penghasilan tambahan.
“Saya dapat laporan memang sudah banyak yang muncul ya. Ini terjadi bukan hanya di Balikpapan saja, di kota-kota lain ada juga. Mereka ini kan musiman aja. Tapi sebaiknya masyarakat ini menukarnya di bank-bank saja lah. Kan bisa meminimalisir uang palsu juga,” ujarnya.
Lanjut Bimo, saat ini dari uang yang disediakan sebanyak Rp5,3 Miliar BI Kwp Balikpapan baru menyalurkan sekitar 80 persennya. “Kita baru salurkan sekitar 70 sampai 80 persen aja. Ini artinya masih banyak yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat kan,” jelasnya.(AND/YAN)