Oleh: Azhar AP / Yuliawan A
Poskaltim.com, Palangkaraya – Pemerintah kini tengah menyemai awan untuk memancing turunnya hujan. Kegiatan dilakukan di Pekanbaru, Riau, sebagau upaya pemadaman Karhutla.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berharap kabut asap sudah bisa diatasi dalam dua pekan ke depan. Kabut asal turut mengganggu penerbangan sehingga banyak terjadi delay atau pembatalan.
“Semua sudah turun dan mengupayakan yang terbaik. Bapak Presiden juga sudah turun sendiri,” kata Menhub Budi di Balikpapan, Kamis (19/9).
Operasi penebaran garam Natrium klorida (NaCl) atau bahan penyemai awan sudah dilakukan di sejumlah daerah di Riau dan Kalimantan Tengah (Kalteng). Penyemaian awan ini diharapkan bisa mendatangkan hujan buatan sehingga kabut asap bisa teratasi.
Dalam operasi ini di Kalteng, sebuah pesawat didatangkan dari Pekanbaru atas perintah Presiden Jokowi. Pesawat ini dipakai khusus untuk menyemai awan untuk membujuk hujan.
Pesawat jenis CN 295 dengan nomor register A2901 didatangkan Selasa (17/9) sebagaimana perintah Presiden dalam rapat terbatas Pekanbaru, Riau. Bagaimana hasilnya?
Tim Modifikasi Cuaca (TMC) untuk wilayah Operasi Kalteng telah melakukan dua kali operasi penyemaian awan cumulus. Hal itu untuk menurunkan hujan buatan. Operasi ini dilakukan pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9).
“Sampai hari ini terhitung sejak 17 September 2019 kami telah melakukan dua kali operasi penyemaian awan cumulus,” kata Koordinator Lapangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Kalimantan Tengah, Fikri Nur Muhammad di Palangkaraya, Kamis (19/9).
Sementara untuk Kamis (19/9) tim tak melakukan penyemaian karena tidak adanya potensi awan yang tumbuh dan bisa disemai. Dua hari ke depan, tim rekayasa cuaca berencana menebar 2,4 ton Natrium klorida (NaCl) atau bahan penyemai awan. Sebanyak 2,4 ton NaCL itu diangkut pesawat TNI AU untuk sekali penerbangan.
Pesawat CN295 menyemai garam NaCl sebanyak 1.500 kilogram pada Rabu (18/9) pukul 13.30 WIB hingga 15.45 WIB di wilayah Kabupaten Katingan, Utara Kota Palangkaraya, dan Kabupaten Kapuas pada ketinggian 8.000 kaki.
“Untuk keberhasilan operasi, pada tanggal 17, hujan rintik-rintik telah turun di sekitar kawasan Bandara Tjilik Riwut,” ujar Fikri Nur Muhammad.
Di Riau, sebuah pesawat Hercules C-130 dioperasikan untuk penyemaian garam NaCl sebanyak 3,4 ton di daerah Kota Dumai, Kabupaten Rokan Hilir, dan Kota Padang Sidempuan pada Rabu (18/9).
Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, operasi tersebut dilakukan dengan menyemai garam NaCl sesuai potensi pertumbuhan awan yang berpeluang menghasilkan hujan.
Teknologi modifikasi cuaca tersebut dikabarkan berhasil menurunkan hujan buatan di Kota Dumai. Tepatnya di Kelurahan Batu Teritip yang berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir.
“Hujan turun selama kurang lebih 30 menit dengan intensitas sedang,” katanya.
Agus mengatakan operasi teknologi modifikasi cuaca untuk turunkan hujan buatan akan terus dilakukan di wilayah Sumatera dan Kalimatan. Terdapat tiga pesawat bantuan dari TNI, yaitu dua di Pekanbaru, Riau; dan satu di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. (YAN/INi Network)