Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo.

Oleh: Ahmad ZR / Yuliawan A

Poskaltim.com, Jakarta – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo mengatakan jika nasib guru honorer yang telah puluhan tahun mengabdi namun belum diangkat menjadi pegawai negeri, adalah warisan lama.

Tjahjo mengungkapkan pihaknya tengah membahas nasib guru honorer yang telah puluhan tahun mengabdi, namun tak mendapatkan kejelasan status sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Pembahasan itu termasuk menyangkut guru honorer di daerah termiskin, terluar, dan terpencil (3T).

“Itu warisan lama yang sedang kami kaji,” kata Tjahjo seusai menghadiri Rapat Pleno Koordinasi Indonesia Maju antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11).

Namun, dia tak mendapat memerinci jumlah alokasi penerimaan pendaftaran untuk honorer yang ingin mengikuti tes CPNS. “Untuk prioritas jumlah belum bisa kami jawab karena sekarang sedang menyesuaikan,” tuturnya.

Ia mengatakan, meski telah puluhan tahun mengabdi, para guru honorer tetap diharuskan mengikuti tes CPNS. “Kemarin sudah diberi kesempatan tapi enggak lulus, (meskipun) masa kerjanya tinggal tiga sampai empat tahun,” kata Tjahjo.

Mengenai penerimaan CPNS 2019, Tjahjo menuturkan, sejumlah gubernur, bupati dan wali kota mengusulkan untuk tidak menerima formasi tenaga administrasi. Pasalnya, hingga kini masih ada 1,6 juta tenaga administrasi yang dipindahtugaskan untuk membantuk program di daerah.

“Kebutuhan daerah adalah menyangkut guru yang tiap tahun pensiunnya banyak, termasuk tenaga kesehatan,” ujarnya.

Tjahjo menjelaskan, Kemenpan RB melakukan reformasi birokrasi salah satunya dengan pengaturan birokrasi pemerintahan yang semakin profesional makin kuat dan ramping. “Sehingga reformasi birokrasi kita atur regulasinya,” katanya. (YAN/INI Network)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here