Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi dialami oleh kelompok bahan makanan sebesar 2,31 persen. Inflasi bahan pangan ini disebabkan oleh meningkatnya konsumsi masyarakat pada periode Ramadhan.

Oleh : Muhammad Rizqi

Poskaltim.com, Samarinda -– Kalimantan Timur tercatat mengalami inflasi sebesar 0,56 persen (mtm) pada bulan Mei 2019 lalu, lebih tinggi dibandingkan 0,15 persen (mtm) daripada bulan sebelumnya.

Tingkat Inflasi di Kaltim periode ini lebih rendah dari nasional yang tercatat sebesar 0,68 persen . Tercatat inflasi bulan Ramadhan Kaltim tersebut merupakan yang terendah dalam periode 10 tahun terakhir.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi dialami oleh kelompok bahan makanan sebesar 2,31 persen. Inflasi bahan pangan ini disebabkan oleh meningkatnya konsumsi masyarakat pada periode Ramadhan.

Selain itu, mendekati akhir bulan permintaan akan komoditas pangan semakin membesar sejalan dengan persiapan menyambut Hari Raya Idul Fitri. Akibatnya, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga diantaranya ialah daging sapi dan daging ayam ras. Disamping bahan pangan, kelompok sandang juga mengalami inflasi sebesar 0,42 persen.

Usai lebaran, harga daging sapi dan daging ayam serta bumbu-bumbuan bawang putih dan bawang merah mash mengalami kenaikan yang wajar di beberapa pasar tradisionaal Balikpapan
“Mendekati hari Raya Idul Fitri, umumnya sebagian besar masyarakat meningkatkan belanjanya untuk sandang. Budaya untuk menggunakan baju baru pada hari lebaran turut didukung oleh promosi yang dilakukan oleh banyak retail baik secara online ataupun offline. Berdasarkan faktor pembentuknya, inflasi di kota Samarinda tercatat sebesar 0,42 persen dan Balikpapan 0,75 persen,“ ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Muhamad Nur kepada awak media, Senin siang (10/06)

Dijelaskannya, sumber utama inflasi Kota Samarinda adalah bahan pangan. Beberapa komoditas yang tercatat mengalami inflasi diantaranya ayam ras 6,87 persen, bawang putih sebesar 23,99 persen dan cabai merah sebesar 39,06 persen.

Adapun di kota Balikpapan , inflasi bersumber dari kenaikan harga tomat dan sayur serta tarif angkutan udara masing masing mengalami kenaikan sebesar 29 persen dan 2,88 persen.

Pada bulan Juni kali ini diperkirakan inflasi di Kaltim akan lebih rendah dibandingkan dari bulan Mei. hal ini dikarenakan mulai dari turunya kebutuhan konsumsi pasca hari besar keagamaan nasional menjadi sumber penurunan tersebut.

“Kantor Bank Indonesia Kalimantan Timur dan segenap pemangku kepentingan terkait yang tergabung dalam TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) senantias memantau perkembangan pergerakan inflasi secara khusus dan perekonomian secara umum baik domestik maupun eksternal” ujar Nur.

Sejumlah kegiatan telah dilakukan guna mengantisipasi kenaikan harga yang berkelanjutan, seperti operasi pasar maupun inspeksi mendadak ke pasar tradisional maupun modern serta memantau ketersediaan stok di pasar induk dan distributor utama.

Hal tersebut dimaksudkan untuk memantau pergerakan harga secara langsung dan memastikan ketersediaan stok di masyarakat. Bank Indonesia secara konsisten akan terus melakukan asesmen terkait perkembangan perekonomian dan inflasi Kaltim terkini guna menuju saran inflasi akhir tahun sebesar 3,5 persen.(RZQ/YAN)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here