Oleh: Nurcholis / Yuliawan A
Poskaltim.com, Barramula — Pada hari Senin, pemerintah India menghapuskan otonomi khusus Kashmir selama tujuh dekade terakhir, memicu kemarahan tetangganya, Pakistan dan beberapa Negara lain.
Perubahan itu mengakhiri hak istimewa khusus untuk orang-orang Kashmir sehubungan dengan kepemilikan properti, pekerjaan dan pendidikan.
Menjelang pengumuman itu, puluhan ribu pasukan India tambahan dikerahkan di wilayah itu, dan kontrol keamanan diberlakukan semalam dengan semua alat komunikasi terputus.
Sheikh Mushtaq, 55, seorang warga Kashmir yang saat ini sedang dicaplok India mengaku khawatir ketika putrinya harus meninggalkan Universitas Baba Ghulam Shah Badshah, 320 kilometer dari kota utama Jammu pada hari Senin setelah wilayah itu ditutup sepihak oleh pihak berwenang India.
Pemutusan saluran komunikasi sudah memasuki hari kedua pada hari Selasa, telepon dan koneksi internet terputus untuk mencegah protes atas langkah politik paling luas yang dilakukan India di wilayah yang disengketakan selama hampir tujuh dekade.
Mushtaq mengatakan sudah lebih dari 24 jam sejak putrinya dan teman-temannya meninggalkan Jammu dan mereka belum sampai di rumah sampai saat ini.
“Kami telah berdiskusi dengan polisi dan pegawa pemerintah, tetapi pihak berwenang belum membantu mendeteksi mereka. Kami tidak tahu apakah mereka masih di Jammu atau telah tiba di Kashmir selatan.
Mushtaq adalah satu di antara tujuh juta warga yang tinggal di lembah Kashmir yang mayoritas beragama Islam, yang tengah dikurum jam malam menyusul pengumuman India menghapuskan otonomi khusus di wilayah tersebut.
Sementara itu, warga Kashmir juga enggan merayakan Idul Adha karena mereka tidak diizinkan membeli hewan kurban di pasar.
Sementara itu, penjual di wilayah itu tertekan ketika India melakukan jam malam.
“Saya berharap untuk penjualan besar musim ini. Tetapi rencana Pemerintah India tidak hanya menghancurkan harapan saya akan keamanan di negara saya sendiri tetapi juga menyebabkan kerugian bagi bisnis saya, ”kata Zahoor Ahmad Sheikh.(YAN/INI Network)