Oleh: Yuliawan A

Poskaltim.com, Samarinda – Kabut asap yang menyelimuti beberapa kota di Kaltim dan sempat mengganggu operasional penerbangan, diakui Gubernur Kaltim Isran Noor hanya asap kiriman dari provinsi lain di Indonesia.

Dirinya tidak menampik jika ada juga kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kaltim, namun dengan luasan yang kecil dan tidak sehebat di provinsi lain seperti Kalimantan Tengah dan Riau.

“Ternyata di Kaltim lebih sedikit hot spotnya (titik panas). Namun sebarannya kecil. Bahkan yang sempat terdeteksi beberapa waktu lalu malah sudah hilang. Jadi asap yang ada sekarang kiriman dari tempat lain,” ujarnya, usai menandap dimulainya Beasiswa Kaltim Tuntas 2019, pada senin sore di Samarinda, (16/9).

Dicontohkan gubernur, Kota Balikpapan tidak terdapat hot spot. Begitupun dengan Kabupaten Paser dan Kutai Timur yang jauh berkurang daripada beberapa pekan lalu. Menurutnya, angin yang bertiup dari Barat Laut Kaltim, dapat saja membawa asap dari daerah mana saja.

Isran juga menyatakan belum berencana menetapkan status darurat karena asap yang terpantau masih belum terlalu berbahaya. Bagitupun anjuran memakai masker, dirinya menyatakan mempersilahkan saja warga yang ingin beraktifitas di luar ruangan memakai masker.

‘Kita akan terus pantau dan evaluasi kadar bahasa asap ini dan dampaknya. Jadi kita terus pantau dan jika memang harus darurat yah kita nyatakan, tetapi ini kan belum,” tegasnya.

Dari pantauan Poskaltim.com di laman Si Pongi milik kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sekitar pukul 18.00 Wita, dari pantauan satelit Terra, Aqua dan LAPAN, dapat dikompilasi beberapa data titik panas di Kaltim. Di sini Kabupaten Paser tercatat memiliki titik panas sebanyak 2, Kutai Barat 2, Mahakam Ulu 1, Kutai Kartanegara 8, Kutai Timur 3, dan Berau sebanyak 7 titik panas.

Sementara Kota Balikpapan, Samarinda, Bontang dan Kabupaten Penajam Paser Utara dinayatakan tidak terlihat adanya titik panas.(YAN)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here