Oleh: Yuliawan A
Poskaltim.com, Samarinda —Perselisihan antar warga di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) beberapa pekan lalu hendaknya menjadi pelajaran bersama warga Kaltim dalam menyambut penunjukkan Kaltim sebagai calon ibu kota negara.
“Masyarakat Kalimantan Timur itu adalah masyarakat yang cukup tinggi kesadaran bermasyarakat dan bersosial. Hal-hal yang kurang menyenangkan dan mengganggu suasana yang tidak kita sukai adalah sebuah ujian. Seperti apa yang terjadi di warga kita di (kabupaten) PPU dan Paser,” ujar Gubernur Kaltim Isran Noor dalam acara Syukuran Penunjukkan Kaltim sebagai Ibu Kota Negara RI, yang berlangsung di Hotel Bumi Senyiur Samarinda, Kamis (24/10).
Isran mengatakan apa yang terjadi di PPU dan Paser adalah hal kecil, namun harus diwaspadai agar tidak berkembang lebih besar. Para tokoh masyarakat, ujarnya, harus dapat menetralisir dan meredam setiap kejadian di masyarakat.
“Mari kita bersama-sama menjaga kondusifitas dan keharmonisan masyarakat Kalimantan Timur,” ujarnya.
Dijelaskan Isran, ia telah menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo, jika warga Kaltim tidak akan iri hati dan tidak pernah kecewa seandainya penunjukkan Ibu Kota Negara RI tidak jadi di Provinsi Kaltim.
“Saya sampaikan kepada Presiden Jokowi tanggal 6 Agustus, bahwa Kaltim siap mendukung perpindahan Ibu Kota Negara RI dari Jakarta ke Kalimantan. Ternyata, Presiden justru mempercayakan kepindahan ibu kota kepada Kaltim,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kaltim, Irjen Pol Priyo Widyanto mengatakan pada tahun 2020, akan ada sejumlah pemilihan kepala daerah di Kaltim. Untuk itu ia mengimbau seluruh masyarakat Kaltim agar mampu menjaga keamanan dan kondusifitas di Kaltim.
“Kita telah melalui berbagai tahapan pemilu, saya yakin kita memiliki kesadaran dan mampu menjunjung tinggi kebersamaan untuk tetap memprioritaskan kepentinan yang lebih besar yaitu Kaltim yang aman dan tenteram,” tegasnya.(YAN)
