BPBD Provinsi Sumatera Selatan mencatat telah “menaburkan” garam untuk menyemai awan sebanyak 30,4 ton.

Oleh: Rio AP / Yuliawan A

Poskaltim.com, Palembang — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan mencatat telah “menaburkan” garam untuk menyemai awan sebanyak 30,4 ton. Namun, hujan belum kunjung juga terjadi. Bahkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sampai saat ini belum juga reda.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Provinsi Sumatera Selatan, Ansori, mengatakan sejak Agustus hingga 14 Oktober 2019, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) telah dilakukan sebanyak 29 sorti dengan menggunakan pesawat jenis CASA 212-200.

“Untuk jumlah garam yang telah disemai di awan untuk menghasilkan hujan buatan sudah sebanyak 30,4 ton,” ujar Ansori di Palembang, Selasa (15/10).

Menurut dia, penyemaian paling banyak dilakukan di Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin (Muba). Dia menyebut, dalam hal penyemaian itu pun berdasarkan potensi awan hujan yang muncul di wilayah Sumatera Selatan. Artinya, jika awan hujan tidak muncul maka potensi hujan turun juga sangat kecil.

Dijelaskannya, dari beberapa TMC yang dilakukan, berhasil mendatangkan hujan. Namun, kata dia, meskipun intensitasnya tidak seperti musim hujan. Hanya saja, lanjutnya, saat ini kondisi potensi awan hujan berkurang sehingga kekeringan kembali melanda lahan di Sumsel.

Dia pun menambahkan, upaya TMC pun belum optimal karena potensi awan hujan yang tidak ada. Meskipun begitu, BMKG memprakirakan terdapat potensi hujan di sebagian wilayah Sumsel pada 17 Oktober mendatang. Pihaknya berharap hujan dapat membasahi lokasi kebakaran.

“Harapannya itu agar lokasi terbakar bisa dibasahi hujan jadi kabut asap ke Kota Palembang pun berkurang,” tutur Ansori. (YAN/INI Network)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here