Oleh: Suandri Ansah / Yuliawan A
Poskaltim.com, Jakarta – Ekonom Faisal Basri mengkritik rencana pemerintah yang akan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) indistri di Pulau Jawa.
Saat ini, pemerintah sedang melakukan kajian lokasi yang berpotensi dijasikan KEK industri di Pulau Jawa, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dia menjelaskan, ide pembentukan KEK bermula dari kondisi perdagangan di Batam yang menerapkan bea masuk nol persen (0%). Maka dibuatlah Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan nama Otorita Batam.
“Tidak ada bea masuk semua bebas asal diekspor kembali, gak ada aturan njlimet, surga sendiri lah,” ujar Faisal di Jakarta Pusat, Selasa (23/7).
Seiring berkembangnya dunia usaha, pemerintah mengupayakan berbagai kemudahan untuk meningkatkan investasi. Pasar Indonesia jadi sangat terbuka, bea masuk turun hingga di bawah 5%, lalu-lintas devisa bebas.
“Sekarang Indonesia sudah berubah kok masih bikin KEK. Sudah tidak relevan, karenanya semua sudah bebas. KEK dibuat untuk kawasan yang tidak bebas,” katanya.
Selain itu, dia khawatir jika kawasan khusus ini jadi kawasan penyelundupan komoditas. Dia mencontohkan kawasan logistik berikat, menurut dugaannya kawasan itu merupakan sarang penyelundupan.
“Coba temen-temen sekali-kali datang ke logistik berikat, memfasilitasi penyelundupan sekarang itu. Khusus-khusus ini kan ingin perlakuan khusus, jadi sarang penyelundupan sebentar lagi mati industri kita dibuatnya,” katanya.
Dia mengaku pernah mendapati kawasan logistik berikat yang melayani pembelian barang secara eceran, bahkan pembelian dua buah sapu tangan pun dilayani. “Nih jaket nih, saya mau beli dua jaket dilayani. Jadi retail dia jual padahal tujuannya bukan itu,” imbuhnya.
“Niat pemerintah baik, tapi ya itulah. Konteks historisnya kurang, hari gini masih bicara KEK, apanya yang mau dikhususkan lagi?”
Pemerintah tengah mendorong pengembangan KEK baru, terutama pada lokasi yang telah memiliki industri existing. Peluang pengembangan KEK tidak hanya dilakukan di luar Jawa, namun bila memungkinkan dilakukan juga di Jawa.
Kriteria yang harus dipenuhi antara lain fokus pada industri berorientasi ekspor, menghasilkan produk substitusi impor baik itu bahan baku maupun barang setengah jadi, serta berbasis teknologi tinggi.
“Pembangunan KEK di luar Jawa diarahkan pada sektor manufaktur berbasis sumber daya alam. Sedangkan, pembangunan KEK di Pulau Jawa untuk mengakomodasi investasi industri yang berbasis high technology,” kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, di Jakarta Selasa (23/7).
Airlangga mengungkapkan, diusulkannya Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai KEK dengan dasar untuk mengakomodasi permintaan para pelaku industri. Selama ini, industri berbasis teknologi tinggi banyak berpusat di Karawang, Jawa Barat.
“KAmi akan berupaya mearik ke Jawa Timur, karena sudah ada yang mengusulkan. Kemudian KEK di JAwa Tengah tentu dengan tenaga kerja yang bersaing, juga bisa kami dorong,” ujarnya.(YAN/INI Network)