Oleh: Anisa Tri K / Yuliawan A

Poskaltim.com, Jakarta – Tanggal 2 Oktober menjadi Hari Batik Nasional bagi bangsa Indoesia. Seluruh warga Indonesia hari ini mayoritas mengenakan batik sebagai satu identitas bangsa.

Ibu negara Siti Hartinah atau Ibu Tien Soeharto, merupakan anak kedua pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo. Ia merupakan canggah Mangkunagara III dari garis ibu. Dalam istilah Jawa, canggah adalah keturunan keempat. Mulai dari putro (putra), cucu (putu), buyut, dan canggah. Menikah dengan Soeharto pada tanggal 26 Desember 1947 di Surakarta, Tien kemudian dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia tak lama setelah meninggal.

Dalam rangka hari batik nasional, sosok Ibu Tien kembali diingat sebagai wanita Indonesia yang sangat mengagumi batik. Dalam setiap acara kenegaraan, beliau tidak pernah meninggalkan ciri khas busana nasional ini. Dari sekian banyak motif batik, berikut beberapa motif batik favorit ibu Tien yang dirangkum dari berbagai sumber.

Motif Batik Parang Curigo Kesit
Motif batik parang memiliki banyak makna filosofis, salah satunya adalah tentang ketenangan dan kebijaksanaan dalam menjalani hidup. Filosofis ini mengingatkan kita pada kepribadian sang ibu negara yang penuh dengan kelembutan dan kebijaksanaan.
Motif parang curigo kesit juga merupakan salah satu pengembangan dari motif parang rusak yang memiliki motif geometris tertata dan berurutan secara berulang. Motif parang curigo kesit ini memiliki ornamen menyerupai bentuk keris dan diberikan tambahan motif segi empat yang melintang sejajar dengan ornamen keris tersebut.

Lahir dengan nama Siti Hartinah, wanita yang lebih dikenal dengan sapaan Ibu Tien Soeharto
Parang curigo kesit sendiri merupakan motif yang paling feminim di antara motif parang lainnya. Menjadi sebuah lambang kesetiaan bagi permaisuri pada zaman dahulu. Motif Curigo Kesit memiliki corak berbentuk keris-keris kecil yang biasa dimiliki oleh perempuan. Keris sendiri dipahami orang Indonesia sebagai alat untuk melindungi dirinya, keluarganya dan lambang kewibawaan dalam mengatur rumah tangga atau masyarakat.

Motif Batik Sekar Jagad
Semasa hidupnya, Ibu Tien juga pernah mempopulerkan motif batik sekar jagad, yang merupakan motif batik milik Mangkunegaran. Menurut beberapa sumber, jika beliau tengah bepergian mendampingi Presiden Soeharto, termasuk ke luar negeri, Ibu Tien sering memakai batik bermotif sekar jagad.Kesenangan Ibu Tien terhadap motif ini bukanlah tanpa alasan. Dari segi filosofis, motif batik sekar jagad juga punya makna yang luhur. Motif ini mengandung makna kecantikan dengan berbagai corak yang beraneka ragam. Ibu Tien yang merupakan canggah dari Mangkunegoro III ini ingin menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia adalah negara dengan budaya yang beraneka ragam.

Di kalangan kerabat Pura Mangkunegaran, Ibu Tien memang terkenal sebagai sosok yang punya andil besar terhadap kemajuan Mangkunegaran. Hal itu juga yang membuatnya memperoleh gelar kebangsawanan dari Mangkunegoro VIII, yaitu Kanjeng Bendara Raden Ayu Siti Hartinah. Gelar tersebut merupakan gelar kebangsawanan tertinggi untuk wanita di lingkungan Pura Mangkunegaran.

Sebagai seorang ibu negara, tentunya dibutuhkan kebijaksanaan dalam mengatur kehidupan rumah tangganya, kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dan semua motif batik yang dikenakan oleh Ibu Tien Soeharto, mengandung makna filosofis tersebut, dimana kehadiran beliau kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menjadi panutan hingga saat ini. (YAN/INI Network)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here